Selasa, 08 Oktober 2013

TEORI TEMPAT PUSAT CHRISTALLER

1.    WALTER CHRISTALLER
Menjelaskan tentang tanah positif yang merupakan tanah yang mendukung pusat kota. Pusat kota itu ada karena untuk berbagai jasa penting yang harus disediakan tanah/lingkungan sekitar. Kota merupakan pusat daerah yang produktif. Sedangkan tempat pusat adalah pusat kota. Adapun asumsi-asumsi dalam penyusunan teori Christaller :
1.    Konsumen menanggung ongkos angkutan maka jarak ke tempat pusat dinyatakan dalam biaya dan waktu
2.    Jangkauan suatu barang ditentukan oeh jarak yang dinyatakan biaya dan waktu
3.    Konsumen memilih tempat pusat yang paling dekat untuk mendapatkan barang dan jasa
4.    Kota-kota berfungsi sebagai tempat pusat bagi wilayah sekitarnya
5.    Wilayah tersebut merupakan dataran yang rata yang mempunyai ciri-ciri ekonomis dan penduduk yang sama serta penduduknya juga tersebar secara merata.
Menurut teori ini, tempat pusat/sentra secara hierarki dapat dibedakan menjadi 3 jenis :
1.    Tempat sentral yang berhirarki 3 ( K=3 )
Merupakan pusat pelayanan yang berupa pasar yang senantiasa menyediakan barang-barang bagi daerah sekitarnya, memudahkan kebutuhan pelayanan seluas mungkin atau disebut juga dengan ‘kasus pasar optimal’.
2.    Tempat sentral yang berhirarki 4 ( K=4 )
Merupakan situasi lalu lintas yang optimum. Maksudnya, daerah tersebut dan daerah sekitarnya yang terpengaruh tempat sentral itu senantiasa memberikan kemungkinan jalur lalu lintas yang paling efisien. Prinsipnya adalah bagaimana meminimumkan jarak penduduk untukmendapatakan pelayanan fungsi di tempat pusat.
3.    Tempat sentral yang berhirarki 7 ( K=7 )
Merupakan situasi administratif yang optimum. Maksudnya, tempat sentral ini mempengaruhi seluruh bagian wilayah-wilayah tetangganya. Prinsipnya adanya kemudahan dalam rentang kendali pengawasan pemerintahan.
Christaller mengembangkan modelnya untuk suatu wilayah abstrak dengan ciri-ciri :
1.    Wilayahnya adalah daratan tanpa roman, semua datar dan sama
2.    Gerakan dapat dilaksanakan ke segala arah (isotropic surface)
3.    Penduduk memiliki daya beli yang sama dan tersebar secara merata pada seluruh wilayah
4.    Konsumen bertindak rasional sesuai dengan prinsip minimisasi jarak/biaya
Penjelasan model Christaller tentang terjadinya mode area pelayanan heksagonal yaitu :

 

Gambar Model Pelayanan Heksagonal

a.    Mula-mula terbentuk area pelayanan berupa lingkaran-lingkaran. Setiap lingkaran memiliki lingkaran pusat dan menggambarkan threshold. Lingkaran-lingkaran ini tidak tumpah tindih (gambar A)
b.    Lingkaran-lingkaran berupa range dari pelayanan tersebut yang lingkaran boleh tumpang tindih (gambar B)
c.    Range yang tumpah tindih dibagi antara kedua pusat yang berdekatan sehingga terbentuk areal yang heksagonal yang menutupi seluruh dataran yang tidak lagi tumpah tindih (gambar C)
d.    Tiap pelayanan berdasarkan tingkat ordernya memiliki heksagonal sendiri-sendiri. Dengan menggunakan k=3, pelayanan orde I lebar heksagonalnya adalah 3 kali heksagonal orde II. Pelayanan orde II lebar heksagonal adalah 3 kali heksagonal pelayanan orde III dan seterusnya. Tiap heksagonal memiliki pusat yang besar kecilnya sesuai dengan besarnya heksagonal tersebut. Heksagonal yang sama besarnya tidak saling tumpang tindih tetapi antara heksagonal yang tidak sama besarnya akan terjadi tumpang tindih (gambar D)
2.    LOSCH
Konsep dasar pendekatan Losch didasarkan pada jangkauan wilayah pasar. Dia berpendapat bahwa prinsip-prinsip hirarki Christaller hanyalah merupakan kasus khusus dari keseluruhan rangkaian sistem tempat pusat dan murni suatu penjelasan tentang unsur jasa dalam struktur ruang. Di dalamnya tidak terdapat hirarki dan luas wilayah pasar tergantung dari barang yang diproduksi. Pendekatan ini lebih ke penjelasan tentang distribusi spasial dari industry manufaktur yang berorientasi pasar losch mengasumsikan bahwa pada kenyataanya ada nilai spesifik dari koefisien nesting dan juga ukuran spesifik dari area pasar heksagonal terhadap setiap jenis barang dan jasa. Koefisien dari Losch adalah perkalian geografis sederhana  dari koefisien Christaller (3, 4, dan7) yang dikompilasikan dengan 3 prinsip dari Christaller.

Sumber :
www.ut.ac.id/html/suplemen/espa4527/materi_03.swf
http://annisamuawanah.blogspot.com/2012/01/teori-tempat-pusat-teori-christaller.html

TEORI LOKASI INDUSTRI

DASAR-DASAR TEORI LOKASI INDUSTRI
           
Teori lokasi merupakan sebuah ilmu yang menyelidiki tata ruang kegiatan ekonomi secara geografis. Pada prinsipnya beberapa teori lokasi tersebut untuk memberikan masukan bagi penentuan lokasi ptimum yaitu lokasi yang terbaik dan menguntungkan secara ekonomi. Beberapa teori lokasi :
a.    Teori Alfred Weber
Teori ini untuk memnentukan suatu lokasi industri dengan mempertimbangkan resiko biaya atau ongkos yang paling minimum dengan asumsi :
·         Wilayah yang akan dijadikan lokasi industri memiliki topografi, iklim, dan penduduknya relatif homogen
·         Sumber daya/bahan mentah yang dibutuhkan cukup memadai
·         Upah tenaga kerja didasarkan pada ketentuan tertentu seperti UMR
·         Hanya ada satu jenis alat transportasi
·         Biaya angkutan ditentukan berdasarkan beban dan jarak angkut
·         Terdapat persaingan antar kegiatan industri
·         Manusia yang ada di daerah tersebut masih berfikir rasional










Persyaratan tersebut jika dipenuhi maka teori lokasi industri dari Weber dapat digunakan. Weber menggunakan 3 faktor variable penentu dalam analisis teorinya : titik material, titik konsumsi, dan titik tenaga kerja. Ketiga titik ini diukur dengan ekuivalensi ongkos transport.
   Gambar : segitiga weber
Sumber : Ilmu Pengetahuan Populer, 2000

Ket :                                   Gambar :  
M = pasar        ,                 a = biaya angkut hanya didasarkan pada jarak
P = lokasi biaya rendah,   b = biaya angkut bahan baku lebih mahal daripada hasil industri
R1,R2 = bahan baku,                   c = biaya angkut bahan baku lebih murah daripada hasil industri
b.    Teori Losch
Teori ini didasarkan pada permintaan (demand) sehingga diasumsikan bahwa lokasi optimal dari suatu pabrik/industri yaitu apabila dapat menguasai wilayah pemasaran yang luas sehingga dapat dihasilkan pendapatan paling besar. Losch berasumsi bahwa pada suatu tempat yang topografinya datar/homogen jika disuplai oleh pusat (industri) volume penjualan barang karena harganya semakin tinggi akibatnya dari naiknya ongkos transportasi.
Losch berpendapat ada 2 prinsip sebagai batasan bagi pengambilan keputusan memilih suatu lokasi industri:
·         Rasio antara berat bahan baku dengan produk akhir, baik ongkos pengangkutan maupun ongkos produksi dan tempat yang memberikan ongkos paling kecil merupakan lokasi yang dipilih sebagai lokasi industry
·         Besar kecilnya penjualan hasil perusahaan di suatu tempat tergantung pada jumlah pembeli dan kemampuan ekonominya. Jumlah penduduk dan tingkat pendapatan setiap daerah merupakan penentu untuk memilih lokasi industri.
Untuk membangun teorinya, Losch berasumsi :
·         Permukaan lahan yang datar dan homogen yang selalu disuplai leh pusat (industri) karena membutuhkan adanya permintaan yang merata
·         Harga penyerahan segala hasil meningkat karena pada industrialisasi harus menutup ekstra dari transportasinya masing-masing
·         Harga cenderung naik mengikuti jarak maka permintaan terhadap suatu produk khusus akan hilang seluruhnya
·         Jika hal di atas terjadi merata keseluruh di sekeliling pabrik maka wilayah pasaran akan berbentuk lingkaran.
Mencapai keseimbangan, ekonomi ruang Losch harus memenuhi beberapa syarat :
·         Setiap lokasi industri harus menjamin keuntungan maksimum bagi penjual/pembeli
·         Terdapat cukup banyak usaha pertanian dengan penyebaran cukup merata sehngga seluruh permintaan yang ada dapat dilayani
·         Terdapat free entry dan tidak ada petani yang memeproleh super-normal profit sehingga tidak ada rangsangan bagi petani dari luar untuk masuk dan menjual barang yang sama di daerah tersebut
·         Daerah penawaran adalah sedemikian hingga memungkinkan petani yang ada untuk menncapai besar optimum
Selain 2 teori tersebut ada juga teori tempat pusat ( Walter Christaller), teori susut dan ongkos transport, teori biaya minimum dan ketergantungan lokasi (Melvin Greenhut), dan teori Isard

Sumber:
http://www.sentra-edukasi.com